ADVERTISMENT

Ide

Budidaya Buncis Tipe Rambat dan Tegak: Pembibitan, Cara Menanam Hingga Panen

Artikel ditulis olehCici Hokiku

Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Mexico Selatan, Amerika Selatan, dan daratan Cina. Selanjutnya, penanaman tanaman ini meluas ke Indonesia, Malaysia, Karibia, Afrika Timur dan Barat.

Tanaman buncis termasuk famili Leguminoceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman buncis memiliki beberapa sifat botani penting, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Susunan daunnya merupakan daun majemuk dengan tiga helai daun berbentuk segitiga pada tiap tangkai daunnya.

b. Tandan bunga duduk di ketiak daun. Bunganya merupakan bunga sem- puma, sehingga bersifat menyerbuk sendiri.

c. Warna dan ukuran polong bervariasi. Pada umumnya, polong berwarna hijau dan lurus memanjang.

d. Warna dan bentuk biji juga bervariasi yakni putih, kuning, merah, nila, cokelat, dan hitam.

 Tipe Tanaman Buncis

Tanaman buncis dibedakan atas dua tipe pertumbuhan, yakni tipe merambat dan tipe tegak.

a. Tipe Merambat

Buncis tipe ini memiliki sistem pertumbuhan merambat, sehingga memerlukan tiang untuk merambat. Produksinya berupa polong yang umumnya dipetik pada saat masih muda. Masyarakat umum menyebutnya kacang buncis.

b. Tipe Tegak

Buncis tipe ini memiliki sistem pertumbuhan yang tegak, tidak merambat. Tingginya sekitar 30 cm – 40 cm. Percabangannya rendah dan sedikit, ruas batangnya agak pendek. Tipe buncis tumbuh tegak dikenal sebagai kacang jogo. Kacang jogo umumnya dikonsumsi dalam bentuk biji bukan polongnya.

Kacang buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berikut adalah Cara Budidaya Buncis:

Syarat Tumbuh

Tanaman buncis, tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian 1,000 m – 1.500 m dari permukaan laut (dpl). Namun demikian, tanaman Ini masih mampu tumbuh pada ketinggian antara 500 m – 600 m dpl, terutama jenis buncis tegak.

Tanaman buncis dapat tumbuh di semua jenis tanah, terutama jenis Andosol dan Regosol. Keasaman (pH) tanah yang dikehendaki berkisar antara 5,5 – 6,0. Untuk menaikkan pH tanah, dapat dilakukan pengapuran. Setiap kenaikan pH sebesar 0,1 dibutuhkan sekitar 480 kg kapur/ha. Pengapuran dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman.

Suhu udara yang paling baik bagi pertumbuhan buncis adalah antara 20°C-25°C . Sebaliknya, pada suhu lebih dari 25°C, banyak polong yang himpa. Pada umumnya, tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang cukup banyak yakni sekitar 400 – 800 footcandles. Oleh karena itu, tanaman buncis tidak memerlukan naungan. Tetapi di daerah yang bersuhu tinggi, sebaiknya tanaman diberi pohon pelindung atau mulsa. Mulsa dapat berupa jerami atau daun pisang kering.

Pada umumnya, buncis ditanam di daerah dengan curah hujan 1.500 mm – 2.500 mm/tahun. Sebenarnya, tanaman ini tidak menghendaki curah hujan yang tinggi, tetapi yang terpenting jangan sampai terjadi kekurangan air. Saat penanaman yang paling baik adalah pada masa peralihan, yakni pada akhir musim kemarau atau akhir musim hujan. Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak, sehingga tanaman dapat terhindar dari penyakit bercak.

Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis berkisar antara 50% – 60%. Kelembapan yang terlalu tinggi akan mendukung terjadinya serangan hama dan penyakit. Untuk mengurangi kelembapan, dilakukan pemangkasan dan penyiangan tanaman.

Budidaya Buncis

Seperti telah dikemukakan di atas, buncis terdiri dari dua tipe yakni tipe merambat yang dikenal sebagai kacang buncis dan tipe tegak yang dikenal sebagai kacang jogo. Teknik budidaya masing-masing tipe buncis tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 

1. Buncis Tipe Merambat

Buncis tipe merambat merupakan buncis yang memiliki sistem pertum- buhan merambat. Oleh karena itu, perlu perlakuan khusus dalam pemeliharaannya, misalnya pemasangan ajir sebagai tiang perambatan.

Pemilihan benih

Dalam pemilihan benih, dipilih benih yang berkualitas baik. Ciri benih berkualitas baik adalah memiliki daya tumbuh lebih dari 80%, bernas, bentuk utuh, warna mengkilat, bebas dari hama penyakit, dan berukuran seragam. Agar lebih terjamin, disarankan agar membeli benih yang bersertifikat. Benih tersebut dapat dibeli di toko-toko yang menjual sarana pertanian.

Pengolahan Tanah

Sebelum tanah diolah, terlebih dahulu di bersihkan dari gulma atau rerumputan. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara manual atau juga dengan alat bantu. Pemberantasan dengan menggunakan zat kimia bisa menggunakan herbisida, tapi penggunaan herbisida disarankan sebagai alternatif terakhir.

Selanjutnya, tanah dicangkul sedalam 20 cm – 30 cm. Pada jenis tanah ringan, pencangkulan dilakukan 1 kali saja, sedangkan pada tanah berat, pencangkulan dilakukan 2 kali dengan jangka waktu 2-3 minggu.

Pada areal yang cukup luas, dibuat bedengan dengan ukuran panjang 5 m, lebar 1 m, dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 40 cm – 50 cm. Jika areal tidak luas, cukup dibuat guludan tanah dengan panjang 5 m, lebar 10 cm, tinggi 10 cm – 15 cm, dengan jarak antar guludan 70 cm.

Sebelum ditanami, tanah sebaiknya diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 15 ton – 20 ton/ha. Selain itu, diberikan pula pupuk anorganik sebagai pupuk dasar yakni Urea, TSP, dan KCl, masing-masing 200 kg, 600 kg, dan 120 kg per hektar. Pupuk ditaburkan di sepanjang larikan, kemudian larikan tersebut ditutup kembali dengan tanah.

Penanaman

Jarak tanam yang digunakan sekitar 20 cm x 50 cm. Apabila kondisi tanahnya sangat subur, jarak tanam dapat diatur lebih rapat lagi. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal sedalam 3 cm – 6 cm. Tiap lubang diisi 2-3 butir benih, kemudian ditutup dengan tanah. Untuk menghindari lalat bibit, pada saat tanam dapat diberi Furadan 3 G dengan dosis sekitar 17 kg/ha.

Pemeliharaan

Untuk meningkatkan kandungan hara tanah dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam. Pupuk yang diberikan ialah Urea sebanyak 200 kg/ha. Pupuk ditebarkan ke dalam lubang pupuk yang dibuat dengan cara ditugal, dengan jarak 10 cm dari tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah.

Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, pengairan dilakukan pada umur 1-15 hari. Pengairan dilakukan 2 kali sehari yakni setiap pagi dan sore hari. Apabila penanaman dilakukan pada musim hujan, kelebihan air dapat disalurkan melalui parit di antara bedengan atau guludan.

Pada saat tanaman berumur 20 dan 40 hari, dilakukan peninggian guludan atau bedengan. Pengguludan dapat dilakukan dengan cangkul atau kored. Pada saat pengguludan dilakukan pula pembersihan rumput.

Bersamaan dengan waktu pengguludan yang pertama, tanaman perlu diberi ajir sebagai tempat merambat. Ajir dibuat setinggi 2 m dan ditancapkan di dekat tanaman secara berhadapan, kemudian ujungnya di ikat menjadi satu.

Pada saat tanaman berumur 2 dan 5 minggu, dilakukan pemangkasan pucuk yang berbentuk sulur. Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi kelembapan serta memperbanyak ranting, sehingga dapat diperoleh buah yang lebih banyak.

Panen

Buncis tipe merambat pada umumnya dipanen polongnya yang masih cukup muda. Pemanenan dapat dilakukan sejak tanaman berumur 60 har hingga 80 hari. Pelaksanaan panen dilakukan secara bertahap yaitu setiap 2 atau 3 hari sekali. Pemanenan bertahap ini bertujuan untuk memperoleh] polong yang seragam tingkat ketuaannya. Ciri-ciri polong yang siap dipanen yakni:

a) biji dalam polong belum bemas;

b) warna polong masih agak suram;

c) permukaan kulitnya agak kasar;

d) polong dapat dipatahkan dengan mudah.

2. Buncis Tipe Tegak

Buncis tipe tegak memiliki sistem pertumbuhan yang tegak, tidak merambat. Oleh karena itu, tidak memerlukan ajir dalam pemeliharaannya.

Pengolahan tanah

Sebelum tanah diolah, terlebih dahulu dibuat petak-petak. Apabila lahan memungkinkan, tiap petak dapat dibuat dengan luas 2 m x 6 m. Sebelum penanaman, dilakukan pengolahan tanah sebanyak 2 kali. Pertama, 1 minggu sebelum tanam dan kedua dilakukan 2 hari sebelum tanam. Pengolahan pada lahan yang sangat luas dilakukan dengan menggunakan cangkul atau traktor.

Pemupukan

Setelah tanah cukup gembur, kemudian dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang. Dosis yang digunakan sebanyak 20 ton/ha. Pemberian pupuk dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah sehingga dapat tercampur rata.

Penanaman

Kacang jogo ditanam pada jarak 40 cm x 20 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal. Tiap lubang diisi 2 butir benih. Untuk melindungi biji dari serangan lalat bibit, dapat digunakan Furadan 3G dengan dosis 17 kg/ha. Selanjutnya, 1 minggu setelah penanaman, dilakukan penyulaman.

Pada saat penanaman, dilakukan pula pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan adalah TSP sebanyak 220 kg/ha, ZK sebanyak 200 kg/ha, dan Urea sebanyak 45 kg N/ha. Pupuk diberikan dalan larikan. Setelah tanaman berumur 4 minggu, kembali dilakukan pemupukan dengan menggunakan Urea sebanyak 45 kg N/ha. Pupuk ditanam dalam lubang yang berjarak 5 cm – 10 cm dari tanaman.

Perawatan

Perawatan tanaman meliputi penyiraman, pemangkasan, perlindungan terhadap serangan hama dan penyakit, pengendalian gulma serta pembumbunan. Pemangkasan dilakukan saat tanaman berumur 2 dan 5 minggu. Bagian yang dipangkas adalah pucuknya.

Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma tersebut atau dengan menggunakan alat bantu kored. Setelah penyiangan, dilakukan pula pembumbunan.

Panen

Kacang juga biasa dipanen polongnya yang sudah cukup tua dan bernas untuk diambil bijinya. Ciri polong yang sudah siap panen yakni kulitnya sudah mulai mengering. Biji dapat segera dikeluarkan dari polongnya.

Sumber: https://www.faunadanflora.com

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.