ADVERTISMENT

img
Info

Akankah Indonesia Krisis Petani?

Akankah Indonesia Krisis Petani?
Artikel ditulis olehApril Liliana

Krisis Petani - Sebuah fenomena tentang rendahnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian memberikan konsekuensi bagi keberlanjutan sektor pertanian Indonesia di masa depan.

Rendahnya minat generasi muda pada usaha pertanian selaras dengan fakta bahwa porsi petani muda di Indonesia menjadi rendah.

Berdasarkan hasil Survei Pertanian Antar Sensus (SUTAS) tahun 2018 oleh BPS menunjukkan:

Usia Persentase
 35-44   24,4% 
 45-54 27,4%
55-64 20,8%

Grafis jumlah petani berdasarkan kelompok umur (anekaukm.com)

Melihat porsi petani muda yang berjalan lambat dan relatif rendah mengakibatkan tidak dapat menggantikan petani yang memasuki masa istirahat atau pensiun.

Data BPS menunjukkan jumlah proporsi usia yang semakin sedikit dari kelompok usia muda untuk menjadi petani.

Pada tahun 2018, jumlah petani didominasi oleh usia di atas 35 tahun mencapai 29 juta jiwa. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang berusia di bawah 35 tahun yang hanya mencapai 4 juta jiwa.

Hal ini menunjukkan bahwa petani sebagai profesi orang tua, bukan kalangan muda.

Di sisi lain, sebagian besar petani masuk dalam kategori usia tua sebanyak 70 persen hanya lulusan tingkat sekolah dasar (SD). Sedangkan, pada usia petani muda berusia di bawah 25 tahun umlahnya jauh lebih sedikit. Tercatat hanya sekitar 3 persen yang merupakan lulusan perguruan tinggi.

Pengurangan serapan tenaga kerja pertanian memang merupakan proses yang dikehendaki dalam menghadapi perubahan struktur ekonomi nasional menuju industrialisasi .

Dengan pengurangan penyerapan tenaga kerja pertanian, maka beban sektor pertanian yang selama ini berperan
sebagai bumper nasional untuk penyerapan
tenaga kerja juga akan berkurang. Dengan demikian, diharapkan akan meningkatkan produktivitas pertanian.

Namun, apa yang terjadi jika tenaga kerja yang keluar justru tenaga kerja usia muda berpendidikan tinggi dan berkualitas, sementara tenaga kerja yang tersisa di pertanian lebih banyak tenaga kerja tua dengan produktivitas kerja yang mulai menurun? 

tenaga kerja sektor pertanian

Apa kemungkinan yang akan ditimbulkan kedepannya?

  1. Akan sulit untuk mencapai tujuan pembangunan pada sektor pertanian
  2. Ketersediaan pangan bagi negara akan terganggu
  3. Sulitnya petani mencapai kesejahteraan
  4. Sulitnya menggenjot pasar ekspor

Mengapa Generasi Muda enggan terjun ke sektor Pertanian?

  1. Sebagian besar orang tua di pedesaan tidak menginginkan anak-anak mereka bekerja di desa sebagai petani
  2. Tenaga kerja yang didominasi pemuda bermigrasi ke kota. Sebesar 84,5% belum pernah terlibat kegiatan di sektor pertanian, dan 93,6% berniat tinggal di kota
  3. Sempitnya rata-rata penguasaan lahan usaha tani
  4. Citra sektor pertanian yang kurang bisa memberikan imbalan yang memadai
  5. Cara pandang dan way of life tenaga kerja muda telah berubah di era perkembangan masyarakat  postmodern seperti sekarang 
  6. Subkultur baru era digital yang mempengaruhi anak-anak muda pedesaan
  7. Semakin tinggi pendidikan anak -anak muda di pedesaan, maka semakin mereka tidak menginginkan pekerjaan pada bidang pertanian
  8. Kondisi kesejahteraan rata-rata petani yang masih terhitung kurang. Peningkatan produksi pertanian tidak sebanding dengan peningkatan kesejahteraan
  9. Sebagian anak muda membuat rencana ingin bertani ketika telah memasuki masa pensiun kerja

mengapa generasi muda enggan terjun ke sektor pertanian?

Tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP). Pada tahun 2019, NTP mengalami peningkatan sebesar 0,73 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018. Namun terjadi penurunan pada tahun 2020 yang disebabkan oleh penurunan daya beli dan pelemahan ekonomi secara menyeluruh (baik domestik maupun global), yang telah memberikan tekanan yang sangat besar terhadap sektor pertanian.

Artinya, penerimaan petani hampir sama dengan pengeluaran petani, sehingga petani hanya mendapat sedikit keuntungan.

Tak hanya Indonesia, negara besar seperi Amerika, Eropa, Australia dan Jepang juga sedang menghadapi masalah ini.

Tiga Faktor Penarik Perhatian Generasi Muda pada Pertanian

tiga faktor penarik perhatian generasi muda ke pertanian

Ada tiga faktor utama yang perlu dipertimbangkan untuk menarik generasi muda ke pertanian, yaitu:

  1. Produktivitas dan profitabilitas usaha pertanian
  2. Kesempatan kerja yang tersedia
  3. Kenyamanan dan kepuasan kerja
  4. Perbaikan dan peningkatan pendidikan dan keterampilan agar sesuai dengan kebutuhan pertanian

Kebijakan yang Diperlukan untuk Menarik Minat Pemuda ke Sektor Pertanian

mengubah persepsi generasi muda dalam pertanian

  1. Mengubah persepsi generasi muda bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang menarik dan menjanjikan apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh
  2. Pengembangan agroindustri 
  3. Inovasi teknolog
  4. Insentif
  5. Pengembangan pertanian modern 
  6.  Pelatihan dan pemberdayaan petani muda 
  7.  Memperkenalkan pertanian kepada generasi
    muda sejak dini

sektor pertanian di Indonesia

Sektor pertanian sampai saat ini tetap memiliki peran strategis sebagai pemasok bahan baku pangan untuk memenuhi kebutuhan
pangan yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah populasi. Peran pemudasangat penting sebagai generasi penerus untuk keberlanjutan sektor pertanian.

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.