ADVERTISMENT

img
Info

Kerupuk Rambak Putri Djaja, UMKM Yang Unik Terbuat dari Kulit Kerbau

Kerupuk Rambak Putri Djaja, UMKM Yang Unik Terbuat dari Kulit Kerbau
Artikel ditulis olehCici Hokiku

Kerupuk rambak merupakan salah satu jenis olahan dari kulit sapi atau kerbau yang sudah lama dikenal masyarakat. Olahan yang masuk dalam kategori makanan pendamping ini memiliki cita rasa yang gurih dan lezat.

Kerupuk rambak sering kali menjadi teman makan nasi, bakso, soto serta jenis makanan lainnya. Penggemar kerupuk rambak ini pun banyak mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Salah satu olahan rambak yang cukup unik dan menarik untuk dicoba adalah kerupuk rambak dari kulit kerbau milik UMKM Putri Djaja. Karena biasanya rambak berasal dari kulit sapi, tentu dengan bahan dasar kulit kerbau menjadi keunikan tersendiri dari produk yang satu ini.

Meskipun rambak terkenal dengan harganya yang cukup mahal, tetapi hal ini sebanding dengan cita rasa yang diberikan. Apalagi jika berbahan baku unik seperti kulit kerbau.

Harga yang ditawarkan tentu sebanding dengan proses pembuatan kerupuk ini. Waktu yang dibutuhkan cukup lama dan rumit menjadi salah satu faktor tingginya harga kerupuk rambak kulit kerbau.

Belum lagi bahan baku yang cukup sulit didapatkan. Harga kerupuk rambak kulit kerbau ini berkisar Rp350.000,00 per kilogram. Dan dijual dalam kemasan siap santap.

Usaha kerupuk rambak kulit kerbau Putri Djaja ini didirikan oleh Bapak As'ad yang beralamat di Dukuh Blender RT. 2 RW. 3 Desa Peganjaran Kecamatan Bae, Kudus.

Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 1995 di daerah Glantengan, Kabupaten Kudus.

Usaha ini merupakan usaha turun temurun dari orang tuanya dan telah memiliki izin dari pemerintah. Modal awalnya adalah 2 lembar kulit kerbau dengan kisaran harga 200 ribu rupiah pada tahun 1995.

Sebelum pandemi, tiap harinya mampu menjual 20kg yang dipasarkan sampai ke luar kota melalui distributor.

Dengan dibantu 2 orang karyawan, ia memproduksi kerupuk sesuai pesanan pelanggan dengan tetap mempertahankan kualitas produknya.

Di masa pandemi dulu, produksi kerupuk rambak kulit kerbau milik Bapak As'ad mengalami penurunan cukup drastis. Bahkan ia terpaksa merumahkan 2 orang karyawannya akibat dari pandemi Covid-19. Untuk proses pemasarannya kini, ia memasarkan produknya melalui e-commerce shopee.

Selama pandemi, beliau menyimpan kerupuk rambaknya terlebih dahulu untuk mempertahankan kualitas produknya, dan baru diproses penggorengan jika sudah ada pesanan.

sumber: http://desa-peganjaran.kuduskab.go.id

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.