ADVERTISMENT

img
Info

Kisah Inspiratif: Merubah Sabut Kelapa Menjadi Barang Bernilai Tinggi, Menembus Pasar Mancanegara

Kisah Inspiratif: Merubah Sabut Kelapa Menjadi Barang Bernilai Tinggi, Menembus Pasar Mancanegara
Artikel ditulis olehCici Hokiku

Ichsan Mubaedi, pria yang tinggal di Sleman, Yogyakarta mengaku mulanya hanya iseng-iseng membangun bisnis sabut kelapa.

Siapa sangka, bisnis iseng-iseng itu kini menghasilkan omzet hingga puluhan juta rupiah per bulannya.

Ichsan mengolah sabut kelapa menjadi berbagai produk seperti pot, keset, sapu, dekorasi hingga peralatan untuk mainan hewan.

Bisnis dengan nama Oemah Sabut Kelapa itu ia bangun di tahun 2019.

sumber gambar: detik.finance.com

"Memang di awal nggak diniatkan bener, namanya usaha kan coba-coba lah. Terus ya iseng-iseng lah," katanya.

Ichan berasal dari Kebumen. Di tempat asalnya, banyak sabut kelapa yang tidak dimanfaatkan. Hal itu pun menginsipirasinya untuk membuat sebuah produk untuk kemudian dipasarkan.

"Kalau awal inspirasinya otodidak, seiring berkembangnya waktu kita lihat di Pinterest, di toko-toko kerajinan," sambungnya.

Soal modal membangun usaha, Ichsan mengaku tanpa biaya. Kembali, ia bercerita bisnis yang ia bangun itu bermula dari iseng-iseng apalagi ditambah sabut kelapa dianggap sebagai limbah.

"Saya jujur awal-awal nggak modal, memang nggak terplanning betul. Maksud saya karena gambling banget, nyoba iseng-iseng, kalau dibilang modal nggak ada. Sabut kelapa sangat murah, karena limbah juga," terangnya.

Untuk membuat sebuah pot, biasanya ia mengurai sabut kelapa dalam sebuah tempat. Kemudian, sabut kelapa itu disemprot dengan lem karet dan didiamkan beberapa menit sampai agak kering.

Kemudian, sabut kelapa itu diratakan hingga jadi lembaran. Setelah jadi lembaran, sabut kelapa itu dibentuk menjadi pot.

Ichsan menuturkan, produknya yang paling murah berupa pot kecil yang dihargai Rp 5.000. Kemudian, ada juga yang paling mahal berupa tas yang dibanderol Rp 250 ribu.

Produk Ichsan dipasarkan melalui online seperti Tokopedia di oemahsabutkelapa. Selain itu, produknya juga dijual di toko tanaman, aksesoris, dan lain sebagainya.

Meski terbuat dari limbah sabut kelapa, jangan salah, produk Ichsan juga tembus ke pasar luar negeri baik dalam partai kecil maupun yang besar.

Untuk partai kecil biasanya lewat toko online di mana ia pernah kirim ke Malaysia dan Filipina. Ia juga mengaku pernah mengirim pesanan dengan jumlah yang lumayan besar ke Australia.

"Yang agak lumayan besar itu kemarin ke Australia. Biasanya orang luar negeri ke sini langsung kaya orang Jerman, Belanda, Pakistan," lanjutnya.

Omzet dari bisnis sabut kelapa pun bisa dibilang tak main-main. Ichsan mengaku dalam sebulan bisa meraih omzet sampai Rp 50 juta. Itu pun, kata dia, sudah terjadi penurunan.

"Iya, biasanya ratusan (juta)," ujarnya.

sumber: https://finance.detik.com

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.