ADVERTISMENT

img
Info

Pentingnya Perencanaan Keuangan dalam Rumah Tangga bagi UMKM

Pentingnya Perencanaan Keuangan dalam Rumah Tangga bagi UMKM
Artikel ditulis olehCici Hokiku

Untuk konteks rumah tangga pelaku UMKM, seringnya keuangan rumah tangga bercampur dengan urusan keuangan usaha.

Sehingga disaat kondisi keuangan rumah tangga terganggu, misalnya karena peristiwa anggota keluarga ada yang sakit dan membutuhkan biaya pengobatan yang besar. Beberapa pelaku usaha mengeluhkan sulitnya melanjutkan operasional usaha karena dananya terpakai.

Terpaksa, mereka pun harus mencari pinjaman atau ke kantor gadai agar bisa mendapatkan dana segar untuk membeli bahan baku, ongkos transport, atau membayar karyawan demi melanjutkan operasional usaha.

Itulah gunanya kita menyusun perencanaan keuangan keluarga, yaitu agar penggunaan keuangan kita dapat lebih terkendali dan pengaruh gejolak keuangan rumah tangga terhadap kelancaran operasional usaha pun dapat diminimalisasi.

Begitu pula sebaliknya, agar gejolak keuangan usaha tidak mengganggu kelancaran keuangan rumah tangga.

Hal ini semakin penting khususnya bagi pelaku UMKM yang sumber penghasilan utama rumah tangganya adalah dari usaha; dengan kata lain, berbisnis bukan sekedar iseng untuk mendapatkan penghasilan sampingan saja.

Pada dasarnya dalam menyusun perencanaan keuangan keluarga, kita perlu menyusun anggaran rumah tangga. Anggaran terdiri dari dua komponen, yaitu pendapatan dan pengeluaran.

Terkait pendapatan, ada baiknya pelaku UMKM memisahkan keuangan rumah tangga dengan usahanya dengan cara menggaji, menyewa fasilitas rumah, dan bagi hasil dengan usaha milik sendiri.

Pengeluaran dalam rumah tangga dibedakan menjadi 3. Simak penjelasan berikut ini:

1. PENGELUARAN WAJIB

Pengeluaran wajib ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pokok kita, meliputi:

  • Pengeluaran wajib sehari-hari, mencakup biaya transport dan makan/minum,
  • Pengeluaran wajib bulanan, mencakup uang sekolah anak, pembayaran berbagai cicilan, biaya telepon, listrik, gas, air minum, dll
  • Alokasi pengeluaran wajib tahunan, mencakup asuransi kesehatan, perpanjangan pajak kendaraan, dll. Walaupun pembayarannya dilakukan secara tahunan, namun karena jumlahnya relatif besar, sebaiknya kita menyisihkan anggaran tersebut secara bulanan, sehingga tidak terjadi penggunaan pendapatan besar-besaran pada bulan di mana pengeluaran tahunan ini dilakukan.
  • Tabungan, memasukkan tabungan ke dalam pengeluaran wajib sangat direkomendasikan. Bila selama ini kita menabung bila ada uang belanja yang tersisa, baliklah kebiasaan itu. Sisihkan uang tabungan terlebih dahulu, misal 15% dari pendapatan kita, sisanya baru dialokasikan untuk pos-pos anggaran wajib lainnya.

Namun bagaimana jika sudah kita “cukup-cukupkan” masih saja kurang?

Jika demikian, artinya sudah saatnya kita memikirkan upaya untuk menambah pendapatan rumah tangga, antara lain dengan bekerja sampingan, membuat usaha di rumah, atau menjadi mitra pemasaran (reseller) dari usaha orang lain.

Bagaimana pula bila ternyata setelah menyisihkan semua pengeluaran wajib (termasuk menabung), masih ada sisa pendapatan? Nah, kalau begini ceritanya, barulah kita bisa mulai memikirkan cara untuk mengalokasikan pengeluaran sekunder untuk memenuhi keinginan kita.

2. PENGELUARAN SEKUNDER

Pengeluaran sekunder adalah pengeluaran untuk memenuhi keinginan kita yang cukup penting namun bukan merupakan suatu kebutuhan.

Misal pembelian keperluan sekolah anak yang tidak wajib (seperti membeli buku bacaan tambahan, les bahasa inggris), rekreasi yang tidak terlalu mahal (seperti mengunjungi tempat wisata lokal, menjenguk saudara di luar kota, jalan-jalan sore di taman kota), langganan internet di rumah, melakukan kegiatan sosial, membeli mainan untuk menumbuhkan daya kreasi anak, dll.

Masih ada uang tersisa? Uang tersebut bisa dialokasikan untuk pengeluaran tersier.

3. PENGELUARAN TERSIER

Pengeluaran tersier adalah pengeluaran untuk memenuhi keinginan dalam rangka memanjakan diri (self indulgence), sehingga jika dilihat dari aspek kebutuhan, sifatnya memang tidak penting atau tidak mutlak dilakukan.

Namun sebagian orang mulai menganggap kebutuhan ini penting dalam rangka menyegarkan diri, memicu kreativitas, dan memberikan ruang jeda (tumakninah) untuk refleksi diri.

Pengeluaran ini biasanya mencakup kegiatan hiburan seperti makan di restoran, kumpul-kumpul bersama teman di café, belanja baju baru atau tas, berlibur ke luar negeri, dll.

Walaupun tidak penting, pengeluaran tersier ini bisa mengambil porsi pendapatan cukup besar bila tidak direncanakan dengan baik, karena itu kita harus disiplin menggunakannya.

Bagaimana jika masih ada uang tersisa? Jangan ragu, masukkan uang tersisa tersebut ke dalam pos tabungan, agar terjadi akumulasi atau penambahan basis kekayaan.

Bila jumlah tabungan sudah cukup untuk membiayai pengeluaran rutin keluarga kita minimal selama 6 bulan, maka kita sudah memiliki cadangan dana darurat yang cukup, sehingga bisa mulai memikirkan sisa dana yang ada berinvestasi.

Apakah dimasukkan ke investasi keuangan seperti saham, reksadana, atau berbagai peluang investasi yang ditawarkan oleh perusahaan Financial Technology (Fintech), maupun untuk ke sektor riil yaitu untuk berbisnis bersama mitra yang sesuai.

Dengan berinvestasi secara cerdas dan bijaksana, kita dapat mulai membangun aset atau kekayaan yang lebih besar bagi keluarga kita, yang pada akhirnya, semoga akan dapat membawa kita kepada kebebasan keuangan atau financial freedom.

Jadi, ayo kita mulai menyusun perencanaan keuangan kita.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat UKM.

sumber: https://ukmindonesia.id

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.