ADVERTISMENT

img
Info

Mengenal 10 Bahan Pengawet Alami yang Aman Digunakan pada Produk Anda

Mengenal 10 Bahan Pengawet Alami yang Aman Digunakan pada Produk Anda
Artikel ditulis olehCici Hokiku

Usaha kuliner ibarat pisau bermata dua. Pada satu sisi, usaha kuliner menjanjikan keuntungan yang besar. Namun di sisi lain, usaha kuliner rentan mengalami kerugian karena tren yang terus berubah.

Selain itu, makanan merupakan jenis produk yang tidak tahan lama. Sebagian jenis makanan bahkan hanya layak konsumsi dalam hitungan jam saja.

Sebagai contoh, makanan olahan daging, ikan, atau buah yang lebih cepat membusuk dibandingkan jenis makanan lain. Oleh karenanya, pengusaha makanan perlu berhati-hati dalam mengelola stok bahan bakunya.

Jika salah sedikit saja, maka bukannya mendapat untung, kamu justru akan menderita kerugian yang tak sedikit. Sebagai pelaku usaha, menerapkan prinsip zero food waste juga merupakan hal yang amat penting.

Sebisa mungkin, pelaku usaha perlu mengurangi sisa bahan makanan yang terbuang. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menambahkan bahan pengawet makanan.

Pertanyaannya, jenis pengawet makanan apa yang aman digunakan oleh bisnis dan tidak mengancam kesehatan?

Mengenal Bahan Pengawet Makanan

Melansir dari Vedantu, pengawet adalah zat atau bahan kimia yang dimasukkan ke dalam produk seperti produk makanan kemasan, minuman kemasan, obat-obatan, dan banyak produk berbeda lainnya untuk mencegah proses dekomposisi oleh pertumbuhan mikroba atau oleh perubahan kimia yang tidak diinginkan.

Umumnya, pengawetan dilakukan dalam dua mode, yaitu kimia dan fisik. Pengawetan kimia berkaitan dengan penambahan senyawa kimia ke dalam produk. Sedangkan pengawetan fisik berkaitan dengan proses pendinginan atau pengeringan produk.

Penambahan bahan pengawet makanan dapat memperkecil risiko infeksi bakteri atau mikroba pada makanan, mengurangi kemungkinan pembusukan, dan menjaga karakteristik makanan agar tetap segar dan bernutrisi.

Beberapa proses fisik untuk pengawetan makanan terdiri dari dehidrasi, radiasi UV, pengeringan dengan pembekuan, dan industri pembuatan pendingin.

Klasifikasi Pengawet Makanan

Melansir dari MED India, pengawet makanan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yakni:

1. Pengawet Kelas I atau pengawet alami seperti garam, gula, cuka, sirup, rempah-rempah, madu dan minyak nabati.

2. Pengawet kelas II atau pengawet kimia seperti benzoat, sorbat, nitrit dan nitrat natrium atau kalium, sulfit, glutamat, gliserida dan sejenisnya.

Setiap satu jenis makanan hanya boleh menggunakan satu jenis Pengawet Kelas II (pengawet kimia). Artinya, pelaku usaha tidak boleh mencampurkan dua pengawet kimia dalam satu jenis makanan.

Baik pengawet alami maupun kimia, keduanya dikategorikan lagi menjadi tiga jenis, yakni:

1. Antimikroba

Antimikroba dapat menghancurkan atau menunda pertumbuhan bakteri, ragi dan jamur. Misalnya nitrit dan nitrat mencegah botulisme dalam produk daging. 

Sulfur dioksida mencegah degradasi lebih lanjut pada buah-buahan, anggur, dan bir. Benzoat dan sorbat adalah antijamur yang digunakan dalam selai, salad, keju, dan acar.

2. Antioksidan

Antioksidan dapat memperlambat atau menghentikan pemecahan lemak dan minyak dalam makanan yang terjadi dengan adanya oksigen (oksidasi) yang menyebabkan rasa tengik. Contoh antioksidan termasuk BHT, BHA, TBHQ, dan propyl gallate.

3. Pengawet Antienzimatik

Pengawet antienzimatik dapat menghalangi proses enzimatik seperti pematangan yang terjadi pada bahan makanan setelah panen. 

Misalnya, asam erythorbic dan asam sitrat yang menghentikan pertumbuhan enzim fenolase yang menyebabkan warna kecoklatan pada permukaan buah yang dipotong, contohnya pada buah apel atau kentang.

Sebagai catatan, batas yang diizinkan untuk penggunaan pengawet makanan bervariasi tergantung pada jenis produk makanan, dari satu negara ke negara lain.

Bahan Pengawet Makanan yang Aman Digunakan

Pengawet makanan umumnya digunakan untuk memperpanjang umur simpan, penyedap rasa, dan pewarna untuk meningkatkan rasa dan penampilan makanan.

Pengawet makanan alami sekilas memang lebih sehat dibandingkan pengawet makanan buatan atau kimia. Contoh pengawet makanan alami yang banyak digunakan adalah garam.

Akan tetapi, pengawet alami seperti garam tidak dapat bekerja sendiri. Pengawet alami tetap membutuhkan bantuan lain, misalnya dengan membekukan makanan (terutama daging dan ikan).

Di sisi lain, pengawet kimia dapat memperpanjang umur simpan makanan menjadi lebih lama. Namun, penggunaan pengawet kimia harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan.

1. Bawang Putih

Bawang putih termasuk jenis pengawet alami yang bisa ditemukan dimana saja. Bawang putih dikenal memiliki sifat antivirus yang bisa membantu membunuh bakteri, baik di dalam tubuh maupun pada makanan yang kamu konsumsi.

Sebagai pengawet, kamu bisa memasukkan satu siung bawang putih utuh atau cincang ke dalam sup, saus, atau hidangan lain. Bawang putih dapat membantu mencegah bakteri dan membuat makanan tetap segar lebih lama.

Selain digunakan sebagai pengawet alami, menurut Journal of Nutrition, bawang putih juga mengandung antioksidan yang bisa melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif.

2. Garam

Malnsir dari ACS Distance Education, garam telah digunakan sebagai pengawet makanan selama berabad-abad.

Garam (natrium klorida) efektif digunakan sebagai pengawet alami karena dapat mengurangi kandungan air dalam makanan, khususnya daging dan ikan. Pengawet alami ini sering digunakan oleh nelayan sesaat setelah menurunkan ikan dari kapal.

Sayuran yang diasinkan dalam larutan garam juga dapat membantu mempertahankan kesegarannya. Biasanya, penggunaan garam untuk mengawetkan daging dilakukan dengan menggosokkan garam ke permukaan daging.

Akan tetapi, dilansir dari International Journal of Food Science and Technology, konsentrasi garam yang tinggi menghasilkan perubahan metabolisme sel.

Beberapa jenis zat seperti vitamin dan mineral rupanya dapat larut jika tercampur kadar garam yang terlalu tinggi.

3. Makanan Pedas

Bagi kamu pecinta makanan pedas, siapa sangka ternyata makanan atau bumbu pedas ternyata bisa menjadi bahan pengawet alami.

Mencampurkan saus pedas dan mustard dapat membantu mengawetkan makanan. Bahkan, makanan dengan cita rasa pedas itu sendiri dapat menjadi pengawet alami.

Pasalnya, makanan pedas dapat melawan bakteri dan membantu menyegarkan makanan agar lebih tahan lama.

Menariknya lagi, cabai rawit ternyata juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet makanan alami.

4. Cuka

Cuka sudah sejak lama digunakan sebagai pengawet alami makanan. Cuka dapat mengawetkan beberapa jenis makanan seperti sayur, daging, ikan, dan buah-buahan yang dibumbui.

Cuka dibuat dari fermentasi larutan gula dan air yang berperan sebagai pengawet alami yang mujarab. Asam asetat dalam cuka mampu membunuh mukroba dan menghambat pembusukan makanan.

Menambahkan cuka ke dalam makanan juga dapat meningkatkan cita rasanya. Banyak makanan berkuah yang menggunakan campuran cuka jadi terasa lebih gurih.

5. Lemon

Jeruk lemon juga dikenal sebagai pengawet alami untuk makanan dan minuman. Lemon mengandung asam sitrat yang bisa mengawetkan makanan. Air lemon bisa dibaluri pada daging atau ikan untuk mencegah kerusakan struktur makanan.

Selain itu, lemon juga bisa membuat rasa daging menjadi lebih segar dengan cara menambahkan perasan jeruk lemon pada makanan yang sudah dimasak.

6. Kalsium Fosfat

Beranjak dari pengawet makanan alami, kalsium fosfat merupakan jenis pengawet buatan yang dapat mengentalkan dan menstabilkan komposisi makanan. Dengan begitu, kalsium fosfat dapat mencegah pembentukan gumpalan.

Kalsium fosfat biasa digunakan pada makanan yang dipanggang, seperti olahan kue dan tepung, makanan kaleng, roti, hingga jeli.

Bentuk lain dari fosfat atau fosfor juga dapat ditemukan pada keju, susu, dan kacang kering.

7. Asam Sorbat

Asam sorbat dapat dibuat secara sintetis dan digunakan sebagai pengawet makanan kimia. Asam sorbat juga dapat muncul secara alami pada buah-buahan, terutama jenis buah beri.

Asam sorbat banyak digunakan untuk mengawetkan anggur, keju, dan daging. Senyawa ini dapat membantu mencegah jamur dan ragi agar tidak berkembang dalam makanan.

8. Nitrat dan Nitrit

Nitrat dan nitrit merupakan pengawet kimia yang bisa ditambahkan pada olahan daging. Beberapa jenis buah dan sayur juga bisa memproduksi nitrat dan nitrit secara alami, yang tentunya aman dikonsumsi.

Namun, penggunaan nitrat dan nitrit juga berpotensi meningkatkan risiko kesehatan, terutama menyebabkan pembentukan zat karsinogenik.

Oleh karena itu, bahan makanan yang diawetkan dengan nitrat dan nitrit membutuhkan metode memasak yang perlu diperhatikan. Sebab, memasak makanan dengan bahan pengawet ini pada suhu tinggi bisa menciptakan zat karsinogen.

9. Asam Benzoat dan Natrium Benzoat

Dalam beberapa kasus, asam benzoat dan natrium benzoat dapat saling menggantikan. Senyawa tersebut dapat ditemukan secara alami di dalam buah dan rempah-rempah.

Asam benzoat dan natrium benzoat paling sering digunakan untuk mengawetkan makanan asam, seperti jus buah dan acar. Senyawa ini akan membantu membatasi pertumbuhan mikroba dan meningkatkan rasa.

Asam benzoat tidak dapat larut sempurna dalam air, oleh karenanya, dibuatlah natrium benzoat yang lebih mudah larut sebagai gantinya.

10. Sulfit

Ketika kamu sedang mengupas buah apel, kamu akan menyadari bahwa warna buah apel yang sudah dikupas perlahan-lahan akan berubah kecoklatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah senyawa sulfit yang dapat mengawetkan makanan dan biasanya digunakan untuk mencegah pencoklatan.

Dalam komposisi makanan, senyawa sulfit juga dapat dituliskan sebagai belerang dioksida, natrium sulfit, natrium bisulfit, kalium bisulfit, natrium metabisulfit dan kalium metabisulfit.

Sulfit memiliki sifat antimikroba, sehingga dapat membantu mencegah buah-buahan kering yang membusuk. Selain buah, senyawa ini juga ditemukan dalam jus buah dan anggur.

Meski dianggap aman, senyawa sulfur oksida dapat berbahaya bagi penderita penyakit asma.

Itulah penjelasan tentang pengawet makanan yang aman digunakan oleh bisnis dan bisa dikonsumsi manusia.

Sumber: https://store.sirclo.com

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.