ADVERTISMENT

img
Info

Mengenal Jenis-Jenis Bambu di Indonesia dan Pemanfaatannya

Mengenal Jenis-Jenis Bambu di Indonesia dan Pemanfaatannya
Artikel ditulis olehWisnu Saputro

Orang Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan.

Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat rusak".

Karenanya, pemanfaatan bambu harus diintegrasikan dengan upaya pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang baik. Dengan pengelolaan bambu yang meliputi pembudidayaan, pengelolaan rumpun, dan pengembangan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ada beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia yaitu

  • Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
  • Bambusa atra Lindl (Loleba) di Maluku
  • Bambusa balcooa Roxb Di Jawa.
  • Bambusa blumeana Bl ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
  • Bambusa horsfieldii Munro (Bambu Embong) di Jawa.
  • Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.

Ada beberapa jenis bambu yang baik untuk dijadikan kerajinan yaitu:

Bambu Apus

Bambu Apus

Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya awi tali. Bambu apus (Gigantochloa apus) termasuk dalam genus Gigantochloa, jenis bambu yang tumbuh merumpun.

Tingginya bisa mencapai 20 m dengan warna buluh hijau cerah atau kekuning-kuningan. Batangnya tidak bercabang di bagian bawah, diameternya 2,5-15 cm, tebal dinding 6-13 mm, dan panjang satu ruas 45-65 cm. Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3 m – 15 m.

Bambu apus berbatang kuat, liat, dan lurus. Bentuk batangnya sangat teratur dengan buku-buku yang sedikit membengkak. Bambu apus hanya ditemukan di Jawa, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Rebungnya pahit dan tidak bisa dimakan. Bambu apus terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku anyaman karena seratnya yang panjang, halus, dan lentur.

Sebaliknya jenis bambu ini tidak baik digunakan sebagai alat musik, karena buku-bukunya yang cekung menyebabkan gaung yang tidak beraturan. Bambu ini, dalam keadaan basah berwarna hijau dan tidak keras.

Sebaliknya bila sudah kering warnanya menjadi putih kekuning-kuningan, liat, dan tidak mudah putus. Karena itu, tak heran bila bambu ini digunakan sebagai bahan utama untuk kerajinan anyaman.

Bambu Betung

img

Bambu betung (Dendrocalamus asper Schult. F. Backer) dalam bahasa daerah populer dengan sebutan awi bitung, bambu betung, deling betung, jajang betung, dan pereng betung.

Jenis bambu ini memiliki rumpun yang agak sedikit rapat dengan pertumbuhan yang sangat lambat.

Tinggi buluhnya mencapai 20 m dengan garis tengah sampai 20 cm. Panjang ruasnya 40-60 cm sedang ketebalan dinding buluh mencapai 1-1,5 cm.

Jenis bambu ini bisa dijumpai mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 2.000 m dpl.

Bambu betung banyak digunakan sebagai bahan bangunan, bahan baku pembuat dinding rumah yang dianyam atau dibelah, furniture, dan berbagai kerajinan seperti keranjang bambu. Rebungnya yang digunakan untuk sayur, terkenal paling enak di antara jenis-jenis bambu lainnya.

Bambu Gombong/Ater

img

Bambu yang buluhnya tidak bergaris dan disebut sebagai bambu ater. Buluhnya berwarna hijau kehitam-hitaman atau ungu tua. karena ciri itulah jenis ini dinamai bambu hitam. Rumpunnya agak jarang. Batangnya tumbuh tegak, bisa mencapai ketinggian 20 m, garis tengah batang 5-10 cm, dan panjang ruasnya 45 cm – 60 cm.

Pelepah buluhnya selalu ditutupi oleh miang yang melekat dan berwarna hitam. Pertumbuhan jenis bambu ini tergolong lambat. Bambu hitam tersebar di Jawa dan hidup pada ketinggian 0-650 m dpl.

Jenis bambu ini juga populer dengan sebutan pring wulung atau awi hideung. Bambu hitam banyak digunakan sebagai bahan baku furniture, dinding dari bambu, alat musik, alat rumah tangga dan kerajinan tangan, bahkan juga sebagai pipa air dan pagar di desa-desa. Bambu hitam, dalam keadaan basah kulitnya tidak begitu keras, tetapi setelah kering sangat keras dan warnanya menjadi hitam kecoklat-coklatan.

Komentar

Yuk, ngobrol dan sharing pendapat dengan juragan lainnya.

Artikel Terkait

ADVERTISMENT

img

AnekaUKM - One-stop Solution for SMEs

Copyright © 2024 AnekaUKM. All rights reserved.